Hujan di bulan januari memang selalu mengesalkan, terlalu angkuh untuk diharapkan ramahnya. Merdunya azan magrib yang diikuti irama gemuruh guntur dan nyanyian rintik hujan memeriahkan sore. “Mbok, mbok Iyem!” tak mau kalah dengan bising hujan, mulutnya tak henti-henti mengeluarkan kata yang sama berulang kali dengan keyakinan suaranya akan menembus pintu dan masuk ke dalam rumah. Kali ini diketuknya pintu dengan ritme yang lebih cepat dan kasar. Tak lama terdengar langkah kaki yang begitu lirih dari balik pintu dan pintu perlahan terbuka diiringi suara khas engsel pintu yang sudah berkarat “Maaf, suara hujan mengganggu pendengaranku, ada apa Arya?” seorang wanita tua, berkulit keriput, berambut hitam pekat, lengkap dengan kain batik yang melingkar pada tubuhnya yang renta di gerogoti usia. “Istri saya, mau melahirkan,” sem...
Hai, selamat datang di blog pribadiku. Tulisan-tulisan itu masih ada di sini, kamu bebas membaca dan berkomentar kecuali berharap.